tahun 2004 jadi tahun paling produktif aku menulis puisi...
aku pun tak pasti 'setan sastera' mana yang merasuk aku tahun tu! hahaa...
ni antara puisi yang sempat aku kumpulkan balik...
GERUH SYERSYA
seperti ada geruh sersya
dari pendamba
pada yang bukan takluknya
mesti bernuansa adam
memburu ratirasa
sukar dikamusi dengan tinta
harus dicerna dengan kata
kerana makin dibungkam
makin desah itu mencengkam
bersenjatakan sukma
takluklah jika mampu
jajahlah jika mahu
dan balamadana itu rela undur
dari menghuni kubur
masih seperti ada geruh sersya
dari pendamba
pada yang bukan takluknya…
rio rashid
pandan indah feb 2004
SALJU ROMAWI (I)
redup sekali pada tatapan bundar mata hati
bagai kelopak tulip dititis embun
mencorak pesona tiada terungkap
itu, kedinginan kudus jiwamu
terlalu sukar menutup parut semusim luka
hingga terlayar kesendirian
memudiki alir hidup yang masih jauh
seringnya dikolek sepi
sesekali terdebur rindu
menunggu kasih kehilangan tuju
utuskan senyum mentari esok
hingga suatu saat luruh salju romawi di luar jendela
dan kita berselimut bahagia...
rio rashid 2004
SALJU ROMAWI (II)
kanta almanak membidik jauh
bila cair salju romawi di mercunya
tersketsa agung mahligai sutera kiklades
latarnya ufuk biru komulus nimbus
mahu sekhudrat itu harap yang didakap
dan sedamai itu imaji mimpi kita
ada panji kasih yang dimeterai
saat jemari mulusmu digenggamanku
moga segala janji takkan goyah
terpacak teguh di ancala jiwa
seutuh kota purba dodekanissa
mentari jingga menyuluh senja
bersama menyusur pasiran suci navagio
bila bayu mediterranean memuput rambutmu
rendai ombak menyimbah kakimu
ku bisik perlahan di gigi pantai itu
esok yang indah milik kita bersama...
rio rashid 2004
SEBENTUK RUANG BERNAMA SEPI
saat tinggalkan rumah kenangan itu
ada lagi mimpi yang belum usai dipahat
masih terngiang tawa dan canda
si wajah-wajah cilik, merengek dalam manja
tagih mainan dan belikan gula-gula
tanyakan; "papa kan pulang jam berapa?"
sesungguh rindu
pagi hari minggu yang sering diganggu
pada bingit tengkar di sudut kamar
inginkan kucanting kisah dan bercerita jenaka
terus mereka mengekek tawa
dan seringnya lena di hujung pelukan
bila mama berurusan melangkau harian
menanti aku sediakan sarapan
tulus wajah-wajah itu berbunga harapan
kini semuanya berpancang kenangan
tiada yang pernah tersisa
cengkerik enggan lagi menyanyi
bintangpun tak sudi menemani
cuma elus usang dalam picisan hayat
sepi
sunyi
menunggu mati...
riorashid 2004
MANISNYA SYAHID
(buat assyahid sheikh ahmad yassin)
tersimbah lagi darah suci di bumi anbia
dek rakus mesiu yahudi yang berzaman dicela
akur akan hakikat ALLAH lebih menyayangi
kamu ayahanda yang selamanya kami kagumi
berlalu bersama manisnya syahid
selayaknya untukmu pejuang mujadid
kepergianmu bukan penamat
tapi pencucuh obor baru intifada sejagat!
al-fatihah...
rio arashid
mac 2004
DAMAILAH...
(buat alm. yassier arafat)
runtunnya, paman
bila sela nafas terakhirmu
berlalu dalam jiwa yang terbelenggu
mengiringi seribu mimpiyang tiada tertancap seinci.
tabahnya, paman
hampir seluruh usiamu
segenap khudratmu
menempik merdeka
pada telinga-telinga egois
yang cuma pandai mendengar dusta.
puas sudah, paman
mencari kalam kebenaran
untuk menulis puisi kedamaian
dari gegar al-fatah
yang terlahir dari kebeningan usia
hingga mengemudi PLO yang dicarik layarnya
sedang jiwa-jiwa tanpa dosa
terus diragut cela senjata
itu, cerita air matayang yang takkan sudah
selagi al-aqsa belum rebah.
damailah, paman
damailah...
damailah...
kerana masih ada setangi syurga
mengharumi sisa intifadamu.
rio arashid
november 2004
KAU!
(jawaban puisi 'AKU!')
tribute untuk mentor beratku, alm. chairil anwar (1922-1949)
memangnya kau kan hidup seribu tahun lagi
lewat tinta dan bentak emosi
yang keras kau cantingkan dalam medan kau gelar puisi.
namun tetap terdekap derai
saat mengolek perahu harap
pada cintamu nun jauh di pulau
menyorot penantian di pelabuhan kecil
pada sang puteri, sri ajati
menawan rawan, terindah bujukan
walau katanya... kau tak pernah menyatakan cinta!
terlukis potret lusuh dirimu
mekar dalam berantakan
berutin menongkah kesusilaan
soal materi tak pernah mandiri
kerana dunia kacau itu menghulurmu inspirasi.
persis lolong serigala liar
kau gertak dan mencabar
persis setia pungguk merindu
kau pujuk dan merayu
dalam getar jantung usia
mengisi dekaden hidupmu
yang cuma selebih suku
sayang, ajal memanggil dulu
sebelum sempat memeluk cintamu.
rio rashid
november, 2004
KUMAHU KETEMU CINTAKU
detik merangkak
radar mengelak
laut gelegak
gunung meretak
ah, seluruh isi alam cemburu
waktu kumahu ketemu cintaku...
rio rashid november, 2004
MELAWAN ARUS
kadang kerutinan menjemukan
lagu berontak mula berdendang
bila ambisi dihanyut suratan
jangan khudrat layu memandang.
hidup bukan perahu kertas
susur saja alir yang deras
tiada betah menyongsong
mengabdi di alur mudik
mengekor arus yang sombong
walau keinginan diherdik.
sampai muara, ke laut gelora
membiar terus dironta ombak
sehala asa dihempas lara
tanpa berani bersuara; tidak!
cukup, kini saatnya
siapkan bahtera kita...
biar layar membelah angin
mengayuh hala akaran mula
dinikan dulu sejuta kepingin
walau dinista, dicela segala.
destini arah sendiri penentu
silam cukup takat itu
ini tak lagi kenaifan lalu
biar keterbiasaan menyirna terus
ayuh, bersama melawan arus!!
rio rashid
subang jaya, nov 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
SEBENTUK RUANG BERNAMA SEPI
I like this.
Its touching...
Post a Comment